Puasa dan Dampaknya Bagi Pangan

Aktivitas puasa semestinya bakal menurunkan pengeluaran pangan penduduk sebab intensitas konsumsi dan pembelian pangan juga berkurang. Namun studi berasal berasal berasal dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pengeluaran pangan penduduk pada bulan Ramadhan menjadi lama meningkat akibat kenaikan harga pangan atau biasa dikenal inflasi pangan.


Data BPS memperlihatkan inflasi bahan pangan dan juga makanan menjadi di di di didalam satu dekade ini membawa sumbangan yang tinggi pada total inflasi Indonesia. Pada 2018, inflasi makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 3,91% dan merupakan yang tertinggi dibandingkan group pengeluaran lainnya. Sedangkan nilai inflasi untuk bahan makanan mencapai 3,41%. Kedua nilai setelah itu lebih tinggi daripada kebanyakan inflasi nasional yang hanya mencapai 3,13%. Inflasi bahan pangan dan juga makanan menjadi pada bulan Ramadhan bakal mengalami peningkatan cukup bermakna dibanding bulan-bulan lainnya.

Kenaikan harga pangan ini sebetulnya disebabkan kenaikan keinginan sebab pola konsumsi penduduk yang juga menjadi lama bertambah. Secara teori, kenaikan keinginan semestinya diikuti bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama kenaikan penawaran produk sehingga tidak terjadi sangat berlebih keinginan (excess demand). Apabila tidak tersedia tambahan penawaran produk, maka harga produk normalnya bakal naik. Pemicu kenaikan keinginan pangan sendiri mampu berasal berasal berasal berasal dari internal puasa kungkum maupun eksternal.

Sumber internal berasal berasal berasal berasal dari pembawaan basic manusia untuk menikmati beragam style makanan lezat pasca berpuasa seharian. Sedangkan sumber eksternal muncul sebab beragam insentif yang diberikan pemerintah maupun perusahaan di di di didalam wujud Tunjangan Hari Raya (THR). Insentif setelah itu yang setelah itu mendorong penduduk untuk bersikap konsumtif sebab membawa tambahan pendapatan pada bulan Ramadhan. Namun, pemberian THR merupakan suatu keadaan yang wajar di di di didalam rangka meningkatkan kekuatan belanja masyarakat.

Kesenjangan pada keinginan dan penawaran sebetulnya mampu diatasi bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama mendorong peningkatan suplai pangan. Pemerintah mesti bersikap bijak di di di didalam peningkatan suplai pangan yakni bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama menjauhi impor sebab mampu membawa pengaruh kerugian bagi petani. Pemerintah semestinya fokus untuk meningkatkan memproses pangan domestik melalui pengaturan pola tanam petani yang adaptif pada pertumbuhan ekonomi. Para penyuluh dan pendamping petani mampu beri tambahan pemahaman kepada petani untuk menanam komoditas yang sebetulnya menguntungkan pas dijual di bulan Ramadhan.

Upaya peningkatan suplai produk mesti pula diikuti bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama pengaturan tata niaga pangan. Rantai pemasaran produk pertanian berasal berasal berasal dari produsen hingga ke pembeli sangatlah panjang dan mesti melalui lebih berasal dari satu lembaga pemasaran. Lembaga setelah itu pada prinsipnya bakal mengeluarkan biaya dan mencari keuntungan sebesar-besarnya. Semakin panjang rantai pemasaran, maka menjadi lama tinggi pula biaya dan keuntungan lembaga pemasaran. Kondisi ini pada pada pada pada pada akhirnya bakal memacu kenaikan harga produk pangan, namun percepatan kenaikan harga di tingkat petani senantiasa di bawah percepatan kenaikan harga di tingkat konsumen. Artinya petani hanya menikmati keuntungan terkecil berasal berasal berasal dari proses pemasaran produk pertanian.

Permasalahan ini mampu diatasi jikalau tersedia optimalisasi peran Bulog untuk menyerap produk petani bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama harga yang layak. Bulog mampu menyerap memproses petani dan setelah itu menjualnya ulang melalui operasi pasar sehingga mampu memotong rantai pemasaran dan menstabilkan harga. Konsep ini mesti peran dan juga pemerintah tempat untuk membentuk kemitraan pada Bulog bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama petani seperti yang dijalankan tempat Kulon Progo bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama program Rasda (Beras Daerah).

Program setelah itu mampu mendorong Bulog untuk belanja beras Kulon Progo dan menyalurkannya untuk kesibukan pemberian pangan bagi penduduk di Kulon Progo. Dampak langsung berasal berasal berasal dari program ini adalah petani mampu menjajakan hasil panen secara cepat bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama harga yang layak. Sedangkan bagi Bulog, program ini minimal mampu menghemat biaya pengangkutan sehingga lembaga ini senantiasa mencapai keuntungan berasal berasal berasal dari kesibukan menjajakan belanja produk pertanian. Tentu saja, program ini mesti diperluas tidak hanya untuk komoditas beras namun juga untuk beragam komoditas lain.

Petani sendiri juga mesti melakukan usaha perbaikan tata niaga pangan bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama mengarahkan kelembagaan pertanian di wilayahnya menjadi lembaga pemasaran yang andal. Keberhasilan Japan Agriculture (JA) Cooperative yang mampu secara langsung menghubungkan produsen bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama pembeli di Jepang semestinya menjadi motivasi bagi petani untuk membangun kekuatan di di di didalam membangun saluran tata niaga yang menguntungkan seluruh pihak. Kelembagaan pertanian mesti didesain untuk melakukan proses pengolahan, responsif pada informasi pasar dan juga kreatif di di di didalam mencari pasar. Hal ini sangat mesti peran dan juga pendamping petani untuk memengaruhi lembaga pertanian menjadi lebih moderen dan adaptif pada keadaan pasar.

Tata niaga pangan yang terbentuk pas ini juga membangkitkan para spekulan. Aktivitas yang biasa dijalankan para spekulan ini adalah menimbun barang sehingga nantinya stok bahan pangan di pasaran bakal menyusut dan memacu kenaikan harga pangan. Kecurangan ini yang semestinya mesti senantiasa diawasi pemerintah melalui satgas mafia pangan. Satgas bentukan kepolisian setelah itu bertugas untuk pengawasan dan penindakan tiap tiap penyelewengan di di di didalam tata niaga pangan. Untuk mengoptimalkan kinerja lembaga ini, maka mesti mencapai pemberian besar berasal berasal berasal dari masyarakat, terutama untuk melaporkan beragam kecurangan di di di didalam tata niaga produk pertanian yang tersedia di sekitarnya.

Terakhir adalah dibutuhkan perbaikan infrastruktur transportasi untuk meningkatkan efisiensi distribusi pangan. Dengan infrastruktur yang baik, maka distribusi pangan menjadi lebih cepat dan juga berbiaya tidak mahal sehingga mampu menurunkan harga. Apalagi sentra memproses pangan di Indonesia sangat tersebar dan letaknya jauh berasal berasal berasal dari wilayah konsumen. Untuk itu, dibutuhkan layanan prasarana transportasi yang memudahkan penyaluran produk pangan dan juga menjangkau nyaris seluruh pelosok Indonesia.        

https://www.mustafalan.com


0 Comments

Curated for You

Popular

Top Contributors more

Latest blog